
Tren belanja online di Indonesia meningkat. Demikian riset terbaru dari The Nielsen Company Indonesia yang dilansir pada pertengahan Juli 2010 lalu. Hal tersebut, menurut Nielsen, terjadi seiring dengan semakin tingginya tingkat kenyamanan dan keamanan masyarakat dalam mengakses Internet.
Masih menurut hasil riset Nielsen, di kawasan Asia Pasifik, konsumen dari Indonesia termasuk yang paling rajin berbelanja online. Bahkan, mereka rela menghabiskan lebih dari 10% pengeluaran belanjanya untuk belanja online.
Di Asia Pasifik, produk yang paling laris dibeli secara online adalah buku, yakni sebesar 52%; diikuti oleh produk pakaian, aksesoris, dan sepatu sebanyak 44%; tiket pesawat terbang sebesar 35%; serta perlengkapan elektronik sebesar 32%.
Bagi konsumen di Indonesia, produk dan layanan yang diperkirakan bakal paling laris dibeli melalui website hingga akhir tahun ini adalah perangkat komputer (27%) dan software (16%). Para pembeli, pria utamanya lebih suka berbelanja buku (34%), perangkat komputer (33%), serta perangkat elektronik (32%). Sementara, wanita lebih suka merogoh kocek untuk membeli pakaian, aksesoris, sepatu, dan buku (43%) serta membeli tiket pesawat (37%) dari Internet.
Kenyamanan dalam ber-Internet tak hanya mempengaruhi cara orang berbelanja, tetapi juga mempengaruhi cara mereka mencari pendapat sebelum berbelanja. Bagi konsumen, iklan di media cetak, televisi, atau radio tak lagi menjadi referensi mutlak. Di Indonesia, menurut hasil riset Nielsen, konsumen justru menganggap online review sebagai acuan terpenting sebelum membeli produk (terutama produk elektronik, software, layanan telekomunikasi, serta mobil).
Survei tersebut dilakukan Nielsen pada Maret 2010 dan melibatkan 27 ribu pengguna Internet di Asia-Pasifik, Eropa, Timur Tengah, Amerika Utara, dan Amerika Serikat. Survei di Indonesia dilakukan terhadap 500 orang responden yang mewakili 29 juta pengguna Internet di dalam negeri.
Kenapa pilih belanja online?
Pertanyaan ini mudah untuk dijawab. Banyak orang memilih belanja online karena praktis dan nyaman. Belanja bisa dilakukan dari rumah, kantor, atau di mana saja. Yang kita butuhkan hanya komputer dan akses Internet. Kita tak perlu repot pergi ke mal atau pusat perbelanjaan untuk membeli barang yang diincar. Itu berarti, kita bisa menghemat waktu, terhindar dari antrean panjang di kasir, serta bisa menghemat biaya perjalanan atau parkir kendaraan.
Mau membeli batik khas Cirebon atau Yogyakarta? Kita tak perlu pergi ke dua kota tersebut. Kita cukup menyambangi toko online yang menjual batik, memilih motif dan desain yang disukai, melakukan konfirmasi pembelian, membereskan pembayarannya,— dan urusan pun selesai. Kita tinggal menunggu batik pesanan tiba di rumah.
Sistem belanja online, selain praktis, juga memberikan lebih banyak opsi kepada kita selaku konsumen. Selain itu, kita juga lebih mudah dalam melakukan perbandingan harga dan kualitas produk yang ditawarkan oleh satu toko online dengan toko online lainnya. Testimonial dari para pembeli sebelumnya—yang biasanya ditampilkan di website—juga dapat dijadikan bahan pembanding sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi.
Tetapi, ada juga kekurangan dari transaksi belanja secara online. Pembeli tidak bisa melihat, memegang, atau mencoba produk secara langsung. Saat membeli pakaian, misalnya, kita hanya bisa menilai berdasarkan gambar serta informasi sekadarnya yang ditampilkan di website. Jadi, ada kemungkinan produk yang sampai ke tangan kita tidak sesuai dengan yang kita harapkan.
Bagaimana dengan harganya? Bicara soal harga produk dagangan online, kita bisa saja beruntung menemukan barang yang lebih murah. Tetapi ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan, yakni ongkos pengiriman barang. Saat kita berbelanja barang melalui toko online, biasanya kita akan dikenai ongkos kirim. Besarannya beragam, tergantung pada jarak kirim dan berat produk. Ongkos kirim pembelian buku di Amazon.com, misalnya, tentunya lebih mahal ketimbang ongkos kirim pembelian buku di Gramediaonline.com.
Sumber
0 komentar:
Leave a Reply